Selasa, 15 November 2011
Senin, 14 November 2011
Makalah Pertumbuhan Ekonomi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Selama
hampir setengah abad, perhatian utama masyarakat perekonomian dunia tertuju
pada cara-cara untuk mempercepat tingkat pertumbuhan pendapatan nasional. Para
ekonomi dan politisi dari semua negara, baik negara-negara kaya maupun miskin,
yang menganut sistem kapitalis, sosialis maupun campuran, semuanya sangat
mendambakan dan menomorsatukan pertumbuhan ekonomi (economic growth).
Pada
setiap akhir tahun, masing-masing negara selalu mengumpulkan data-data statistiknya
yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP relatifnya, dan dengan penuh
harap mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan yang membesarkan
hati. “Pengejaran pertumbuhan” merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi
semua negara di dunia dewasa ini. Seperti kita telah ketahui, berhasil-tidaknya
program-program pembangunan di negara-negara dunia ketiga sering dinilai
berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat pertumbuhan output dan pendapatan
nasional.
Mengingat
konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolok ukur penilaian pertumbuhan ekonomi
nasional sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara luas, maka kita tidak
boleh ketinggalan dan mau tidak mau juga harus berusaha mempelajari hakekat dan
sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tersebut. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan
output per kapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi
tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan
demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula
kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu
distribusi pendapatan.
Sedangkan
pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan per kapita dengan jalan
mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman
modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan,
penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ternyata memang beda
antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan ekonomi. Hal yang akan dibahas di
sini adalah apa sajakah yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu
negara dan upaya apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
negara tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses
dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional
riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi
pertumbuhan outputriil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa
pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan
ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang.
B.
Teori Dan Model Pertumbuhan Ekonomi
Dalam zaman ahli ekonomi klasik,
seperti Adam Smith dalam buku karangannya yang berjudul An Inguiry into the
Nature and Causes of the Wealt Nations, menganalisis sebab berlakunya
pertumbuhan ekonomidan factor yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Setelah Adam
Smith, beberapa ahli ekonomi klasik lainnya seperti Ricardo, Malthus, Stuart
Mill, juga membahas masalah perkembangan ekonomi .
1.
Teori Inovasi
Schum Peter
Pada teori
ini menekankan pada faktor inovasi
sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi kapitalilstik.Dinamika
persaingan akan mendorong hal ini.
2.
Model
Pertumbuhan Harrot-Domar
Teori
ini menekankan konsep tingkat pertumbuhan natural.Selain kuantitas faktor
produksi tenaga kerja diperhitungkan juga kenaikan efisiensi karena pendidikan
dan latihan.Model ini dapat menentukan berapa besarnya tabungan atau investasi
yang diperlukan untuk memelihar tingkat laju pertumbuhan ekonomi natural yaitu
angka laju pertumbuhan ekonomi natural dikalikan dengan nisbah kapital-output.
3. Model Input-Output
Leontief.
Model
ini merupakan gambaran menyeluruh tentang aliran dan hubungan antarindustri.
Dengan menggunakan tabel ini maka perencanaan pertumbuhan ekonomi dapat
dilakukan secara konsisten karena dapat diketahui gambaran hubungan aliran
input-output antarindustri. Hubungan tersebut diukur dengan koefisien
input-output dan dalam jangka pendek/menengah dianggap konstan tak berubah .
4.
Model
Pertumbuhan Lewis
Model
ini merupakan model yang khusus menerangkan kasus negar sedang berkembang banyak(padat)penduduknya.Tekanannya
adalah pada perpindahan kelebihan penduduk disektor pertanian ke sektor modern
kapitalis industri yang dibiayai dari surplus keuntungan.
5.
Model
Pertumbuhan Ekonomi Rostow
Model
ini menekankan tinjauannya pada sejarah tahp-tahap pertumbuhan ekonomi serta
ciri dan syarat masing-masing. Tahap-tahap tersebut adalah tahap masyarakat
tradisional, tahap prasyarat lepas landas, tahap lepas landas, ahap gerakan ke
arah kedewasaan, dan akhirnya tahap konsimsi tinggi.
C.
Negara Berkembang Dan Faktor Pertumbuhannya
a. Ciri-ciri negara sedang
berkembang
1.
Tingkat pendapatan rendah,sekitar US$300 perkapita per tahun.
2.
Jumlah penduduknya banyak dan padat perkilo meter perseginya.
3.
Tingkat pendidikan rakyatnya rendah dengan tingkat buta
aksara tinggi.
- Sebagian rakyatnya
bekerja disektor pertanian pangan secara tak produktif,sementara hanya sebagian kecil rakyatnya bekerja disektor
industri.Produktifitas kerjanya rendah.
5.
Kuantitas sumber-sumber alamnya sedikit serta kualitasnya
rendah.Kalau mempunyai sumber-sumber
alam yang memadai namun belum diolah atau belum dimanfaatkan.
- Mesin-mesin produksi
serta barang-barang kapital yang dimiliki dan digunakan hanya kecil atau
sedikit jumlahnya.
- Sebagian besar dari
mereka merupakan negara-negara baru diproklamasikan kemerdekaannya dari
penjajahan kira-kira satu atau dua dekade.
b. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
1. Akumulasi Modal (capital
accumulation)
Akumulasi modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan
ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan
pendapatan di kemudian hari. Pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan, dan
bahan baku meningkatkan stock modal (capital
stock) fisik suatu negara (yakni, total nilai riil “neto” atas seluruh barang modal produktif secara fisik) dan hal itu
jelas memungkinkan terjadinya peningkatan output di masa-masa mendatang.
Investasi produktif yang bersifat langsung tersebut harus dilengkapi dengan
berbagai investasi penunjang yang disebut investasi “infrastuktur” ekonomi dan social. Di samping investasi yang
bersifat langsung banyak cara yang bersifat tidak langsung untuk
menginvestasikan dana dalam berbagai jenis sumber daya. Di samping itu ada juga
Investasi dalam pembinaan sumber daya manusia dapat meningkatkan kualitas modal
manusia, sehingga pada akhirnya akan membawa dampak posiyif yang sama terhadap
manusia. Segenap kegiatan yang dijelaskan di atas merupakan bentuk-bentuk
investasi yang menjurus ke akumulasi modal.
2. Pertumbuhan Penduduk dan Angkatan Kerja
Pertumbuhan
penduduk dan 20 pertumbuhan angkatan kerja (yang terjadi beberapa tahun
kemudian setelah pertumbuhan pendududuk) secara tradisional dianggap sebagai
salah satu factor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja
yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan
pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti meningkatkan ukuran pasar
domesticnya. Meskipun demikian, kita masih mempertanyakan apakah begitu
cepatnya pertumbuhan penawaran angkatan kerja di Negara-negara berkembang
(sehingga banyak diantara mereka yang mengalami kelebihan tenaga kerja)
benar-benar akan memberikan dampak positif, atau justru negatif, terhadap
pembangunan ekonominya. Sebenarnya, hal tersebut (positif atau negativenya
pertambahan penduduk bagi upaya pembangunan ekonomi) sepenuhnya tergantung pada
kemampuan sistem perekonimian yang bersangkutan untuk menyerap dan secara
produktif memanfaatkan tambahan tenaga kerja tersebut. Adapun kemampuan itu
sendiri lebih lanjut dipengaruhi oleh tingkat jenis akumulasi modal dan
tersedianya input atau factor_faktor penunjang, seperti kecakapan manajerial
dan administrasi.
3. Kemajuan Teknologi (technological
progress)
Kemajuan
teknologi bagi kebanyakan ekonomi merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang
paling penting. Dalam pengertiannya yang paling sederhana, kemajuan teknologi
terjadi karena ditemukannya cara baru atau perbaikan atas cara-cara lamadalam
menangani pekerjaan-pekerjaan tradisional seperti kegiatan menanam jagung,
membuat pakaian, atau membangun rumah. Kita mengenal tiga klasifikasi kemajuan
teknologi, yaitu: kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral
technological progress ), kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja ( labor-saving
technological progress ), dan kemajuan teknologi yang hemat modal
(capital-saving technological progress ). Kemajuan teknologi yang netral ( neutral
technolohical progress ) terjadi apabila
teknologi tersebut memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang lebih
tinggi dengan menggunakan jumlah dan kombinasi faktor input yang sama. Inovasi
yang sederhana, seperti pembagian tenaga kerja (semacam spesialisasi) yang
dapat mendorong peningkatan output dan kenaikan konsumsi masyarakat adalah
contohnya.
Sementara
itu, kemajuan teknologi dapat berlangsung sedemikian rupa sehingga menghemat
pemakaian modal atau tenaga kerja (artinya, penggunaan teknologi tersebut
memungkinkan kita memperoleh output yang lebih tinggi dari jumlah input tenaga
kerja atau modal yang sama). Penggunaan komputer, mesin tekstil otomatis, bor
listrik berkecepatan tinggi, traktor dan mesin pembajak tanah, dan banyak lagi
jenios mesin serta peralatan modern lainnya, dapat diklasifikasikan sebagai
kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja.(labor-saving technological
progress). Sedangkan kemajuan teknologi hemat modal (capital-saving
technological progress) merupakan fenomena yang langka. Hal ini dikarenakan
hamper semua penelitian dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan di
Negara-negara maju dengan tujuan utama menghemat pekerja, dan bukan menghemat
modal.
Di
Negara-negara dunia ketiga yang berlimpah tenaga kerja tetapi langka modal,
kemajuan teknologi hemat modal merupakan sesuatu yang paling diperlukan.
Kemajuan teknologi juga dapat meningkatkan modal atau tenaga kerja. Kemajaun
teknologi yang meningkatkan pekerja (labor-augmenting technological
progress) terjadi apabila penerapan
teknologi tersebut mampu meningkatkan mutu atau ketrampilan angkatan kerja
secara umum. Misalnya, dengan menggunakan videotape, televise, dan media
komunikasi elektronik lainnya di dalam kelas, proses belajar bias lebih lancar
sehingga tingkat penyerapan bahan pelajaran juga menjadi lebih baik. Demikian
pula halnya dengan kemajuan teknologi yang meningkatkan modal
(capital-augmenting technological progress). jenis kemajuan ini terjadi jika
penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memanfaatkan barang modal yang
ada secara lebih produktif. Misalnya, penggunaan bajak kayu dengan bajak baja
dalam produksi pertanian.
D. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Posisi Negara-negara berkembang dewasa ini dalam banyak
hal berbeda dengan yang dimiliki oleh Negara-negara maju pada saat lepas landas
ke arah era pertumbuhan ekonomi modern. Dalam kondisi awal tersebut, paling
tidak terdapat delapan perbedaan penting yang mempengaruhi prospek pertumbuhan
ekonomi dan syarat-syarat terlaksanya pembangunan ekonomi modern. Kedelapan
butir perbedaan yang utama dan yang perlu dianalisis lebih lanjut itu adalah
sebagai berikut :
1. Perbedaan kekayaan
sumber daya alam dan kualitas modal manusia.
2. Perbedaan pendapatan per kapita dan tingkat GNP
dibandingkan negara –negara lainnya di dunia.
3. Perbedaan iklim.
4. Perbedaan jumlah
penduduk, distribusi, serta laju pertumbuhannya.
5. Peranan sejarah
migrasi internasional.
6. Perbedaan dalam
memperoleh keuntungan dari perdagangan internasional.
Kemampuan melakukan penelitian dan pengembangan dalam
bidang ilmiah dan teknologi dasar, stabilitas dan fleksibilitas lembaga-lembaga
politik dan sosial. Oleh karena itu agar
bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara maka dapat dilakukan upaya
perbaikan di segala bidang dan mengeluarkan berbagai macam kebijakan yang pro
terhadap pertumbuhan ekonomi itu sendiri.
E. Peranan penting
pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi
1. Beberapa negara sedang
berkembang mengalami ketidak stabilan sosial, politik, dan ekonomi. Ini
merupakan sumber yang menghalangi pertumbuhan ekonomi. Adanya pemerintah yang
kuat dan berwibawa menjamin terciptanya keamanan dan ketertiban hukum serta
persatuan dan perdamaian di dalam negeri. Ini sangat diperlukan bagi
terciptanya iklim bekerja dan berusaha yang merupakan motor pertumbuhan
ekonomi.
2. Ketidakmampuan atau kelemahan
setor swasta melaksanakan fungsi entreprenurial yang bersedia dan mampu
mengadakan akumulasi kapital dan mengambil inisiatif mengadakan investasi yang
diperlukan untuk memonitori proses pertumbuhan.
3. Pertumbuhan ekonomi merupakan
hasil akumulasi kapital dan investasi yang dilakukan terutama oleh sektor
swasta yang dapat menaikkan produktivitas perekonomian. Hal ini tidak dapat
dicapai atau terwujud bila tidak didukung oleh adanya barang-barang dan
pelayanan jasa sosial seperti sanitasi dan program pelayanan kesehatan dasr
masyarakat, pendidikan, irigasi, penyediaan jalan dan jembatan serta fasilitas
komunikasi, program-program latihan dan keterampilan, dan program lainnya yang
memberikan manfaat kepada masyarakat.
4. Rendahnya tabungan-investasi
masyarakat (sekor swasta) merupakan pusat atau faktor penyebab timbulnya dilema
kemiskinan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Seperti telah diketahui hal ini
karena rendahnya tingkat pendapatan dan karena adanya efek demonstrasi meniru
tingkat konsumsi di negara-negara maju olah kelompok kaya yang sesungguhnya
bias menabung.
5. Hambatan sosial utama dalam
menaikkan taraf hidup masyarakat adalah jumlah penduduk yang sangat besar dan
laju pertumbuhannya yang sangat cepat. Program pemerintahlah yang mampu secara
intensif menurunkan laju pertambahan penduduk yang cepat lewat program keluarga
berencana dan melaksanakan program-program pembangunan pertanian atau daerah
pedesaan yang bisa mengerem atau memperlambat arus urbanisasi penduduk pedesaan
menuju ke kota-kota besar dan mengakibatkan masalah-masalah social, politis,
dan ekonomi.
6. Pemerintah dapat menciptakan
semangat atau spirit untuk mendorong pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cepat
dan tidak hanya memerlukan pengembangan faktor penawaran saja, yang menaikkan
kapasitas produksi masyarakat, yaitu sumber-sumber alam dan manusia, kapital,
dan teknologi;tetapi juga faktor permintaan luar negeri. Tanpa kenaikkan
potensi produksi tidak dapat direalisasikan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan
produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian
dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan outputriil.
Pertumbuhan
Ekonomi di setiap negara berbeda - beda tergantung dari tingkat
pendapatan per kapita suatu negara tersebut dan tergantung dari berapa besar
pendapatan / penghasilan dari penduduknya.
Jika pendapatan Negara itu tinggi maka pertumbuhan ekonominya juga cepat
tetapi sebaliknya jika pendapatan suatu negara itu di bawah rata – rata maka
pertumbuh ekonominya juga rendah.Beberapa ahli ekonomi mengemukakan pertumbuhan
ekonomi dengan persepsi yang berbeda – beda. Seperti pada alitan klasik an Neo klasik. Sebagai contoh nya : Robert Solow
mengemukakan pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber
pada manusia, akumulasi modal, pemakaian tekonologi modern dan hasil/output.
Dan masih banyak lagi tokoh – tokoh yang mengemukakan pertumbuhan ekonomi dalam
arti yang berbeda – beda. Pertumbuhan ekonomi pada zaman sekarang ini berdampak
pada kehidupan penduduk suatu negara. Semuanya ini berpengaruh pada
kesejahteran rakyat banyak. Oleh karena itu negara terus memajukan pendapatan
negara dengan menaikkan harga – harga kebutuhan pokok seperti minyak yang
katanya bisa menjadikan lebih baik tingkat perekonomian kita.
B. Saran
Dengan demikian dapat kita sarankan kepada pemerintah
dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Beberapa negara sedang berkembang mengalami ketidak stabilan
sosial, politik, dan ekonomi. Ini merupakan sumber yang menghalangi pertumbuhan
ekonomi. Adanya pemerintah yang kuat dan berwibawa menjamin terciptanya
keamanan dan ketertiban hukum serta persatuan dan perdamaian di dalam negeri.
Ini sangat diperlukan bagi terciptanya iklim bekerja dan berusaha yang
merupakan motor pertumbuhan ekonomi.
2. Ketidakmampuan atau
kelemahan setor swasta melaksanakan fungsi entreprenurial yang bersedia dan
mampu mengadakan akumulasi kapital dan mengambil inisiatif mengadakan investasi
yang diperlukan untuk memonitori proses pertumbuhan.
3. Pertumbuhan ekonomi
merupakan hasil akumulasi kapital dan investasi yang dilakukan terutama oleh
sektor swasta yang dapat menaikkan produktivitas perekonomian. Hal ini tidak
dapat dicapai atau terwujud bila tidak didukung oleh adanya barang-barang dan
pelayanan jasa sosial seperti sanitasi dan program pelayanan kesehatan dasr
masyarakat, pendidikan, irigasi, penyediaan jalan dan jembatan serta fasilitas
komunikasi, program-program latihan dan keterampilan, dan program lainnya yang
memberikan manfaat kepada masyarakat.
4. Rendahnya tabungan-investasi
masyarakat (sekor swasta) merupakan pusat atau faktor penyebab timbulnya dilema
kemiskinan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Seperti telah diketahui hal ini
karena rendahnya tingkat pendapatan dan karena adanya efek demonstrasi meniru tingkat
konsumsi di negara-negara maju olah kelompok kaya yang sesungguhnya bias
menabung.
5. Hambatan sosial utama
dalam menaikkan taraf hidup masyarakat adalah jumlah penduduk yang sangat besar
dan laju pertumbuhannya yang sangat cepat. Program pemerintahlah yang mampu
secara intensif menurunkan laju pertambahan penduduk yang cepat lewat program
keluarga berencana dan melaksanakan program-program pembangunan pertanian atau
daerah pedesaan yang bisa mengerem atau memperlambat arus urbanisasi penduduk
pedesaan menuju ke kota-kota besar dan mengakibatkan masalah-masalah social,
politis, dan ekonomi.
6. Pemerintah dapat
menciptakan semangat atau spirit untuk mendorong pencapaian pertumbuhan ekonomi
yang cepat dan tidak hanya memerlukan pengembangan faktor penawaran saja, yang
menaikkan kapasitas produksi masyarakat, yaitu sumber-sumber alam dan manusia,
kapital, dan teknologi;tetapi juga faktor permintaan luar negeri. Tanpa
kenaikkan potensi produksi tidak dapat direalisasikan.
Resume Perilaku Organisasi
Prilaku Kelompok
a.
Pengertian Prilaku
Kelompok
Perilaku seorang
pekerja dapat menentukan keberhasilan atau prestasi kerja, baik secara individu
maupun kelompok. Perilaku adalah semua yang dilakukan seseorang, contohnya
berbicara kepada seseorang, mendengarkan seseorang teman kerja, mendokumen
sebuah laporan. Sedangkan Kelompok merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang berinteraksi
dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya, dan dibentuk bersama berdasarkan
pada interes atau tujuan yang sama.
Perilaku Kelompok adalah semua kagiatan yang
dilakukan dua atau individu yang berinteraksi dan saling mempengaruhi dan
saling bergantung untuk menghasilkan prestasi yang positif baik untuk jangka
panjang dan pertumbuhan diri.
Hal yang diketahui bila satu kelompok
terdapat dalam satu organisasi
maka anggota harus:
a.
Termotivasi untuk bergabung.
b.
Menganggap kelompok sebagai kesatuan unit dari orang
yang berinteraksi.
c.
Mencapai kesepakatan dan ketidaksepakatan melalui
berbagai interaksi.
b.
Dasar-Dasar Perilaku Kelompok
Faktor-faktor yang menyebabkan suatu kelompok lebih sukses dari pada
kelompok lain adalah karena kemampuan anggota kelompok, ukuran kelompok ,
tingkat konflik dan tekanan internal pada anggota untuk menyesuaikan diri pada
norma kelompok.
a.
Kondisi eksternal pada kelompok
b.
Sumber Daya Anggota
c.
Sumber Kelompok
c.
Bentuk-Bentuk
Kelompok
a.
Kelompok
Primer ( Primary group)
Kelompok Primer ( Primary group) ; peendefinisikan bahwa suatu
kelompok adalah “sejumlah orang yang terdiri dari dari beberapa orang yang
acapkali berkomunikasi dengan lainya melampaui rentang kendali waktu, sehingga
setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung bertatap muka dengan lainnya
dan tidak melalui perantara”.
• Contoh : Keluarga, Kelompok Kolega (pergroup)
b.
Kelompok
Formal dan Informal
Kelompok formal adalah suatu kelompok yang
sengaja di bentuk untuk suatu tugas tertentu sedangkan informal adalah suatu
kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan
seseorang.
c.
Kelompok
terbuka dan tertutup
Kelompok terbuka adalah suatu kelompok yang
secara tetap mempunyai rasa tanggap akan perubahan dan pembaruan, sedangkan
kelompok tertutup adalah kelompok yang kecil kemungkinannya menerima perubahan
dan pembaharuan, mempunyai kecendrungan tetap menjaga kestabilan.
d.
Tahap-Tahap
pengembangan Kelompok
a.
Tahap Pembentukan ( Forming)
Ada beberapa teori yang dapat dikemukakan berkaitan
dengan pembentukan kelompok, yaitu:
1.
Teori kedekatan
Bahwa seseorang berhubungan dengan orang lain
disebabkan karena adanya kedekatan ruang dan daerahnya.
2.
Teori interaksi
Teori yang berdasarkan pada aktivitas-aktivitas,
interaksi-interaksi dan sentiment-sentimen (perasaan atau emosi).
b.
Tahap Keributan (Stroming)
Ditandai oleh adanya konflik didalam
kelompok.para anggota menerima secara baik eksistensi kelompok,tetapi
melawankendala-kendala yang dikenakan oleh kelompok terhadap
individualitas.lebih lanjut ada konflik mengenai siapa yang akan mengendalikan
kelompok.tahap ini terakhir bila terdapat suatu hirarki yang relative lebih
jelas dari kepemimpinan kelompok.
c.
Tahap Penormaan ( Norming)
Ditandai oleh berkembangnya hubungan
yang karib,dan kelompok memperagakan kekohesifannya (kesalingtertarikannya /
cohesiveness).ada rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan.tahap
ini selesai bilastruktur kelompok telah kokoh dan kelompok telah menyerap perangkat
pengharapan dari apa yang didefinisikan oleh perilaku anggota yang benar.
e.
Motivasi
Pembentukan Kelompok
a)
Pembentukan
kelompok diawali dengan adanya persepsi atau perasaan yang sama untuk memenuhi
kebutuhan.
b)
Pembentukan
kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik.
c)
Pembentukan
kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing – masing anggota ( siapa
yang menjadi ketua atau anggota ).
d)
Interaksi
yang terjadi suatu saat akan memunculkan konflik.
e)
setelah
adanya interaksi biasanya dalam sebuah kelompok terdapat norma sosial. norma
terbentuk dari proses akumulatif interaksi kelompok.
f.
Tugas-Tugas
Kelompok
a.
Pengambilan Keputusan Kelompok
b.
Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok
Pembentukan
Kelompok
Definisi
Kelompok
“Kumpulan
yang terdiri dari dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling
bergantungan, yang saling bergabung untuk mencapai tujuan tertentu”. Source:
Gibson
Tipe-tipe
Kelompok
1.
Kelompok formal
Suatu
kelompok kerja yang ditandai dengan struktur organisasi, aturan, fungsi dan
lain-lain.
a.
Kelompok Komando
Kelompok yang tersusun atas Atasan dan Bawahan dan ditentukan oleh bagan organisasi
b.
Kelompok Tugas
Kelompok yang ditetapkan secara
organisasional yang bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas.
2. Kelompok
informal
Suatu kelompok yang tidak terstruktur
secara formal atau tidak ditetapkan secara organisasi, terdiri dari dua tipe
yaitu :
a.
Kelompok Kepentingan
Kelompok yang bekerja sama untuk
mencapai suatu sasaran khusus yang menjadi kepedulian bersama
b.
Kelompok Persahabatan
Kelompok yang bersama-sama karena
mempunyai kesamaan karakter
Ada beberapa teory yang dapat
dikemukankan berkaitan dengan pembentukan kelompok yaitu :
1.
Teory
Kedekatan
Artinya
: Bahwa seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan adanya kedekatan
ruang dan daerahnya ( Spatial ang Geographical Proximity )
2.
Teory
Interaksi (George Homans )
Artinya
: Teorynya berdasarkan aktivitas-aktivitas interaksi-interaksi dan sentimen-sentiman ( perasaan atau emosi
).
3.
Teory
Keseimbangan ( Theodre Newcomb ).
Artinya
: Teory ini menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain adalah
berdasarkan atas kesamaan sikap didalam menanggapi suatu tujuan.
4.
Teory
Pertukaran
Artinya
: Teory ini ada kesamaan fungsinya dengan teory motivasi dalam bekerja.
Perbedaan
Kelompok dapat dilihat dari :
a.
Perubahan
anggota kelompok
Kelompok terbuka
dapat bebas menerima dan melepaskan anggota – anggotanya sedangkan kelompok
tertutup memelihara kestabilan anggota kelompok sedikit sekali kemungkinan
adanya penambahan dan pelepasan anggota setiap saat.
b. Kerangka Referensi
Perluasan kerangka
referensi dalam kelompok terbuka yang dibawa oleh anggota baru dapat menambah
kreatifitas
c. Perspektif waktu kelompok terbuka dalam
perspektif waktu ini lebih berfikir untuk masa sekarang dan masa depan yang
dekat
d. Keseimbangan
Beberapa Alasan
mengapa seorang Individu lain bisa terjalin hubungan kelompok yaitu :
1.
Suatu kelompok adalah sejumlah orang yang
mengadakan intekrasi satu sama yang lain
2. Secara psikologis sadar akan adanya orang lain
selain dia sendiri dan menganggap mereka suatu kelompok.
Alasan
–alasan diatas dapat dikelompokkan sbb:
a.
Kesempatan
untuk berintegrasi
b.
Status
c.
Kesamaan
latar belakang
d.
Kesamaan
sikap
e.
Pemuasan
Kebutuhan dan tujuan kelomp
Komonikasi
Dalam Organisasi
Defenisi Fungsional Komonikasi Organisasi
Komonikasi Organisasi dapat di defenisikan sebagai
Pertunjukan dan Penafsiran pesan diantara unit-unit omonikasi yang merupakan
bagian suatu organisasi tertentu.
Proses Komonikasi Organisasi
Komonikasi Internal
→ Pertukaran gagasan diantara para
administrator dan karyawan dalam perusahaan.
a. Komonikasi Vertikel
→ Komonikasi dari pimpinan ke staf dan dari
staf ke pimpinan dengan cara timbal balik ( komonikasi atas bawah )
Contoh : Pimpinan memberi instruksi,
petunjuk , informasi, perintah kepada
bawahan atau Staf memberikan laporan, saran-saran, pengaduan dan saran
kepada atasan.
b. Komonikasi Horizontal
→ Komonikasi mendatar antara anggota staf dengan
anggota staf lainnya, yang berlangsung tidak formal, komonikasi terjadi tidak
dalam suasana kerja.
c. Komonikasi Diagonal
→ Komonikasi antara pimpinan seksi / bagian
dengan pegawai seksi / bagian lain.
d. Komonikasi Eksternal
→ Komonikasi antara pimpinan organisasi
(perusahaan) dengan khalayak ramai diluar organisasi.
Contohnya
: artikel surat kabar, mejalah, pidato, brosur dll.
Hambatan Komonikasi
Hambatan
teknis keterbatasan dan peralatan komonikasi seperti :
a.
Tidak
adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas
b.
Kurangnya
informasi atau penjelasan
c.
Kurangnya
ketrampilan membeca
d.
Pemilihan
media yang kurang tepat
Konsep Komonikasi
Pengertian
Komonikasi menurut Everett M. Rogerrt adalaah :
→ Proses dimana
suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih dengan maksud
untuk mengubah tingkah laku mereka.
Komonikasi antar pribadi dibagi menjadi beberapa kategori
yaitu :
a. Komonikasi
kelompok yaitu :
Komonikasi
dalam kelompok yang mempunyai tujuan bersama yang berintegrasi satu sama yang
lain untuk mencapai tujuan bersama.
Misalnya :
Diskusi Arisan RT dll
b. Komonikasi
Publik yaitu :
Komonikasi
antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang yang tidak bisa dikenali
satu sama yang lain.
c. Komonikasi
Massa yaitu :
Komonikasi
yang menggunakan media masa baik cetak maupun elektronik, komonikasi ini
ditujukan untuk sejumlah besar orang yang terbesar ke berbagai tempat,
disampaikan secara serempak.
d. Komonikasi Organisasi yaitu :
Komonikasi yang terjadi dalam organisasi,
bersifat formal dan informal.
Dalam Komonikasi Organisasi perlu diperhatikan adanya 3
unsur yang saling berkait yaitu ;
a. Iklim Organisasi
Iklim
Orgnisasi adalah : Kualitas yang relative abadi dari lingkungan internal
organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya.
b. Iklim
Komonikasi
Iklim Komonikasi adalah : Sebagai kualitas
pengalaman yang bersifat obyektif mengenal lingkungan internal organisasi yang
mencangkup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan bubungan pesan dengan
kejadian yang terjadi didalam organisasi.
c. Aliran Komonikasi
Aliran Komonikasi adalah : Aliran
informasi yang akan membentuk suatu jaringan
komonikasi yang memungkinkan pesan disebar luaskan.
Ada 2 (dua)
pola dalam aliran informasi yaitu :
1. Pola Roda
Pola Roda
adalah : Pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki
posisi sentral
2. Pola Lingkaran
Pola Lingkaran
adalah : Pola yang memungkinkan semua anggota berkomoniksi satu dengan yang
lainnya hanya melalui sejenis pengulangan pesan.
Budaya Organisasi
Organisasi sebagai suatu
kumpulan individu yang mempunyai tujuan bersama yang hendak dicapai mempunyai
aturan – aturan yang berlaku. Jadi Budaya Organisasi adalah : Sebagai Kerangka
kerja kognitif yang terdiri dari sikap, nilai-nilai, norma perilaku dan harapan
yang diterima bersama oleh anggota – anggota organisasi.
Beberapa Karateristik Budaya
Organisasi yaitu :
1. Innovation
Suatu
tingkatan dimana orang diharpkan kreatif dan membangkitkan gagasan baru
2. Stability
Bersifat
menghargai lingkungan yang stabil, dapat diperkirakan dan berorentasi pada
peraturan
3. Orientation Toward People
Orientasi
untuk menjadi jujur, mendukung dan menunjukkan penghargaan pada hak individual
4. Result - orientation
Meletakkan kekuatannya pada
kepeduliannya untuk mencapai hasil yang diharapkan
Fungsi
Budaya Organisasi yaitu :
1. Budaya
mempunyai suatu peran pembeda, hal ini berarti bahwa budaya kerja menciptakan
pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain.
2. Budaya
organisasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota – anggota organisasi
3. Budaya
oraganisasi mempermudah timbul pertumbuhan komitmen pada sesuatu yang lebih
luas dari pada kepentingan individual
4. Budaya organisasi itu meningkatkan kemantapan
system social.
Motivasi
Dalam Organisasi
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuata (energi)
sesorang yang dapat menimbulkan tingkat persitensi dan entusiasmenya dalam
melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam individu itu
sendiri maupun dari luar individu.
Motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indicator
yaitu :
1. Durasi
kegiatan
2. Frekuensi
kegiatan
3. Persitensi
pada kegiatan
4. Ketabahan,
keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan
5. Devosi
Teory
– teory Motivasi :
1. Teory kebutuhan
a. Kebutuhan fisioligikal seperti : Rasa lapar,
haus, istirahat
b. Kebutuhan rasa aman
c. Kebutuhan
akan kasih sayang
d. Kebutuhan akan harga diri
e. Aktualisasi
diri
2. Teory Mcclellannd ( Teory Kebutuhan
Berprestasi )
Teory ini menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda
sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi, Teory kebutuhan
bersifat teoriti , sesuai dengan kekeatan kebutuhan seseorang yang berprestasi
tinggi memiliki 3 (tiga) ciri umum yaitu :
1. Sebuah preferensi untuk mengerjakan
tugas-tugas
2. Menyukai situasi-situasi dimana kenerja
mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, bukan karena faktor-faktor
lain.
3. Menginginkan umpan balik tentang tentang
keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi
rendah.
3. Teory
Clyton Aldelfer (Teory “ERG’)
Teory ini dkkenal dengan “ERG” yang merupakan
huruf-huruf pertama dari tiga istilah, jika makna tiga istilah tersebut dialami
akan tanpak dua hal penting , pertama secara konseptual terdapat persamaan
antara teory dan model.
4. Teory Herzberg
(Teory Dua Faktor)
Menurut
Teory ini yang dimaksud faktor Motivasional adalah : Hal –hal yang mendorong
berprestasi yang sifatnya intrinsic, yang berarti bersumber dalam diri seseorang.
Yang tergolong faktor motivasional antar lain :
a. Pekerjaan
seseorang
b. Keberhasilan
yang diraih
c. Kesempatan
bertumbumbuh
d.
Kemajuan
dalam berkarir dan pengakuan orang lain.
5. Teory Keadilan
Teory ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong
untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan
organisasi dengan imbalan yang diterima. Artinya : apabila sesorang pegawai
mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai.
6. Teory Penetapan tujuan (goal setting theory)
Edwin
Locke Mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki 4 (empat) macam
mekanisme motivasional yakni :
1. Tujuan-tujuan
mengarahkan perhatian
2. Tujuan-tujuan
mengatur persistensi
3. Tujuan-tujuan
mengatur upaya
4. Tujuan-tujuan
menunjang strategi dan rencana kegiatan
7. Teory Victor H. Vroom (Teory Harapan)
Menurut teory ini Motivasi merupakan akibat suatu
hasil dari yang ingin dicapai oleh seseorang dan diperkirakan yang bersangkutan
bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkan. Artinya apabila
seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tanpaknya terbuka untuk
memperolehnya dan yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
8. Teory Penguatan dan Modifikasi Perilaku
Teory
ini merupakan model motvasi yang telah dibahas dimika dapat digolongkan sebagai
model kognitif motivasi, karena didasarkan pada kebutuhan seseorang berdasarkan
persepsi orang yang bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif. Dalam hal
ini berlakulah hukum “pengaruh” yang menyatakan bahwa manusia cendrung untuk
mengulangi perilaku yang mempunyai konsekwansi yang menguntungkan dirinya.
Contohnya seorang pegawai yang datang terlambat berulang kali mendapat teguran
dari atasannya, mungkin disertai ancaman akan dikenakan sanksi indisipliner.
9. Teory Kaitan Imbalan dengan Prestasi
Menurut
teory ini seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang
bersifat internal maupun eksternal.
Yang termasuk faktor internal adalah :
a. Persepsi
seseorang mengenai diri sendiri
b. Harga
diri
c. Harapan
pribadi
d. Kebutuhan
e. Keinginan
f. Kepuasan
kerja
g. Prestasi
kerja yang dihasilkan
Sedangkan Faktor Eksternal yaitu :
a. Jenis
dan sifat pekerjaan
b. Kelompok
Kerja dimana seseorang bergabung
c. Organisasi
tempat kerja
d. Situasi
lingkungan pada umumnya
e. Sistem
imbalan yang berlaku dan cara penerapannya
Dinamika Kelompok
Pengertian dinamika
kelompok
Dinamika kelompok
merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain
yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan
sebagai konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak,
berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah.
Dinamika kelompok mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
·
Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota
kelompok terhadap anggota kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling
menghargai
·
Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga
dapat saling menghormati dan saling menghargai pendapat orang lain
·
Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap
sesama anggota kelompok
·
Menimbulkan adanya i’tikad yang baik diantara
sesama anggota kelompok.
Fungsi Dinamika Kelompok
- Individu satu dengan
yang lain akan terjadi kerjasama saling membutuhkan (individu tidak dapat
hidup sendiri di dalam masyarakat)
- Dinamika kelompok
memudahkan segala pekerjaan (dalam dinamika kelompok ada saling bantu
antara anggota satu dengan anggota yang lain)
- Melalui dinamika kelompok
segala pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dapat teratasi,
mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar, sehingga waktu untuk
menyelesaikan pekerjaan dapat diatur secara tepat, efektif dan efisien
(dalam dinamika kelompok pekerjaan besar akan dibagi-bagi sesuai dengan
bagian kelompoknya masing-masing)
- Meningkatkan
masyarakat yang demokratis, individu satu dengan yang lain dapat
memberikan masukan atau berinteraksi dengan lainnya dan memiliki peran
yang sama dalam masyarakat.
Efektivitas Kelompok
Disini terbagi dua faktor yang secara umum
mempengaruhi efektivitas kelompok, yaitu faktor situasional dan faktor
personal. Untuk itu, saya akan menguraikan kedua faktor tersebut dibawah
ini:
- Faktor Situasional :
Karakteristik Kelompok
1.
Ukuran kelompok yang efektif adalah terdiri dari 5 orang (Hare,
1952).
2.
Jaringan komunikasi.
3.
Kohesi kelompok, yaitu kekuatan yang mendorong anggota kelompok
untuk tetap tinggal dalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan kelompok
(Collins & Raven, 1964). Menurut Mc David & Harori (1964), kohesi
kelompok diukur dari :
·
Ketertarikan satu sama lain secara interpersonal.
·
Ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok.
·
Sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat pemuas
kebutuhan anggotanya.
kebutuhan anggotanya.
4.
Kepemimpinan, yaitu komunikasi yang secara positif mempengaruhi
kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok (Cragan & Wright,
1980).
kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok (Cragan & Wright,
1980).
b.
Faktor Personal : Karakteristik Anggota Kelompok Menurut (Cragan
& Wright, 1980) terdapat dua dimensi interpersonal, yaitu :
1.
Proses interpersonal yang mencakup keterbukaan, percaya, simpati.
2.
Kebutuhan interpersonal → William C Schultz (FIRO) : inklusi,
kontrol,
afeksi.
afeksi.
Kepemimpinan
Dalam Organisasi
Pemimpin
serta kepemimpinan merupakan suatu
kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional.
Banyak
muncul definisi mengenai pemimpin dan kepemimpinan, antara lain :
1. Figur sentral yang mempersatukan kelompok
2. Keunggulan seseorang atau beberapa individu
dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial
3. Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak
dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu
posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield
memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia
berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana
kelompok, tujuan kelompok, ideologi
kelompok, dan aktivitas kelompok.
4. Kepemimpinan
sebagai suatu kemampuan menghandel orang lain untuk memperoleh hasil
yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar,
kepemimpinan merupakan kekuatan semangat /moral yang kreatif dan terarah.
5. Individu yang memiliki program/rencana dan
bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.
Tipe Kepemimpinan
1.
Tipe Otokratik
Semua ilmuan yang berusaha memahami segi
kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik
dipandang sebagai karakteritik yang negatif.
2.
Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di
lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya di masyarakat agraris.
3.
Tipe Kharismatik
Karakteristik yang khas dari tipe ini yaitu
daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang
jumlahnya kadang-kadang sangat besar.
4.
Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya
organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota
organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang
menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa
yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu
sering intervensi.
5.
Tipe Demokratik
Pemimpin yang demokratik biasanya
memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat dan
martabat manusia Seorang pemimpin demokratik disegani bukannya ditakuti.
Pengertian Disiplin Kerja
Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahas alatin “Disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. jadi sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan.
Di dalam buku Wawasan Kerja Aparatur Negara disebutkan bahwa yang dimaksud dengan disiplin adalah : “Sikap mental yang tercermin dalam perbuatan, tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan Pemerintah atau etik, norma serta kaidah yang berlaku dalam masyarakat”.
Sedangkan menurut Sutopo Yuwono di dalam bukunya yang
berjudul Dasar-Dasar Produksi, diungkapkan bahwa : “Disiplin adalah sikap
kejiwaan seseorang atau kelompok orang yang senantiasa berkehendak untuk
mengikuti atau mematuhi keputusan yang telah ditetapkan. Selanjutnya Alfred R.
Lateiner dan I.S. Levine telah memberikan definisi antara lain, disiplin
merupakan suatu kekuatan yang selalu berkembang di tubuh para pekerja yang
membuat mereka dapat mematuhi keputusan dan peraturan-peraturan yang telah
ditetapkan.
Di samping beberapa pengertian mengenai disiplin pegawai tersebut di atas, A.S. Moenir mengemukakan bahwa : “Disiplin adalah ketaatan yang sikapnya impersonal, tidak memakai perasan dan tidak memakai perhitungan pamrih atau kepentingan pribadi.
Kaitannya dengan kedisiplinan, Astrid S. Susanto juga mengemukakan sesuai dengan keadaan di dalam setiap organisasi, maka disiplin dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu:
Di samping beberapa pengertian mengenai disiplin pegawai tersebut di atas, A.S. Moenir mengemukakan bahwa : “Disiplin adalah ketaatan yang sikapnya impersonal, tidak memakai perasan dan tidak memakai perhitungan pamrih atau kepentingan pribadi.
Kaitannya dengan kedisiplinan, Astrid S. Susanto juga mengemukakan sesuai dengan keadaan di dalam setiap organisasi, maka disiplin dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu:
a. Disiplin yang bersifat positif.
b. Disiplin yang bersifat negatif.
Merupakan tugas seorang pemimpin untuk mengusahakan
terwujudnya suatu disiplin yang mempunyai sifat positif, dengan demikian dapat
menghindarkan adanya disiplin yang bersifat negatif. Disiplin positif merupakan
suatu hasil pendidikan, kebiasaan atau tradisi dimana seseorang dapat
menyesuaikan dirinya dengan keadaan, adapun disiplin negatif sebagai unsur di
dalam sikap patuh yang disebabkan oleh adanya perasaan takut akan hukuman.
Adapun ukuran tingkat disiplin pegawai menurut I.S. Levine , adalah sebagai berikut :
“Apabila pegawai datang dengan teratur dan tepat waktu, apabila mereka berpakaian serba baik dan tepat pada pekerjaannya, apabila mereka mempergunakan bahan-bahan dan perlengkapan dengan hati-hati, apabila menghasilkan jumlah dan cara kerja yang ditentukan oleh kantor atau perusahaan, dan selesai pada waktunya.”
Adapun ukuran tingkat disiplin pegawai menurut I.S. Levine , adalah sebagai berikut :
“Apabila pegawai datang dengan teratur dan tepat waktu, apabila mereka berpakaian serba baik dan tepat pada pekerjaannya, apabila mereka mempergunakan bahan-bahan dan perlengkapan dengan hati-hati, apabila menghasilkan jumlah dan cara kerja yang ditentukan oleh kantor atau perusahaan, dan selesai pada waktunya.”
Berdasarkan pada pengertian tersebut di atas, maka tolak ukur pengertian kedisiplinan kerja pegawai adalah sebagai berikut :
1. Kepatuhan terhadap jam-jam kerja.
2. Kepatuhan terhadap instruksi dari atasan, serta pada
peraturan dan tata tertib yang berlaku.
3. Berpakaian yang baik pada tempat kerja dan menggunakan tanda pengenal instansi.
4. Menggunakan dan memelihara bahan-bahan dan alat-alat perlengkapan kantor dengan penuh hati-hati.
3. Berpakaian yang baik pada tempat kerja dan menggunakan tanda pengenal instansi.
4. Menggunakan dan memelihara bahan-bahan dan alat-alat perlengkapan kantor dengan penuh hati-hati.
5. Bekerja dengan mengikuti cara-cara bekerja yang telah
ditentukan.
B. Sanksi-sanksi dalam Pelanggaran Disiplin Kerja Pegawai
Negeri Sipil
Tingkat dan Jenis Hukuman
Disiplin
Dalam rangka memelihara
kewibawaan Pegawai Negeri Sipil, maka tindakan kepolisian sebagai penyidik
terhadap Pegawai Negeri Sipil hendaknya dilakukan dengan tertib dan berdasarkan
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, dalamkaitan ini apabila seornag
Pegawai Negeri Sipil diperiksa, ditangkap dan atau ditahan sementara oleh
pejabat yang berwajib karena disangka melakukan tindak pidana, maka pejabat
yang berwajib tersebut secepat mungkin memberitahukan kepada atasan Pegawai
Negeri yang bersangkutan.
Kepuasan Kerja
Menurut Baron & Byrne (1994) ada dua kelompok faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja. Faktor pertama yaitu faktor organisasi yang
berisi kebijaksanaan perusahaan dan iklim kerja. Faktor kedua yaitu faktor
individual atau karakteristik karyawan. Pada faktor individual ada dua
predictor penting terhadap kepuasan kerja yaitu status dan senioritas. Status
kerja yang rendah dan pekerjaan yang rutin akan banyak kemungkinan mendorong
karyawan untuk mencari pekerjaan lain, hal itu berarti dua faktor tersebut
dapat menyebabkan ketidakpuasan kerja dan karyawan yang memiliki ketertarikan dan
tantangan kerja akan lebih merasa puas dengan hasil kerjanya apabila mereka
dapat menyelesaikan dengan maksimal. (p.45). Pendekatan Wexley dan Yukl (1977)
berpendapat bahwa pekerjaan yang terbaik bagi penelitian-penelitian tentang
kepuasan kerja adalah dengan memperhatikan baik faktor pekerjaan maupun faktor
individunya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu gaji, kondisi kerja, mutu pengawasan, teman
sekerja, jenis pekerjaan, keamanan kerja dan kesempatan untuk maju serta faktor
individu yang berpengaruh adalah kebutuhan-kebutuhan yang dimilikinya,
nilai-nilai yang dianut dan sifat-sifat kepribadian. (p.35). Pendapat yang lain
dikemukan oleh Ghiselli dan Brown, mengemukakan adanya lima faktor yang
menimbulkan kepuasan kerja, yaitu:
a. Kedudukan (posisi)
a. Kedudukan (posisi)
Umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang bekerja
pada pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada karyawan yang
bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah. Pada beberapa penelitian menunjukkan
bahwa hal tersebut tidak selalu benar, tetapi justru perubahan dalam tingkat
pekerjaanlah yang mempengaruhi kepuasan
kerja.
b. Pangkat (golongan)
b. Pangkat (golongan)
Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat
(golongan), sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu pada
orang yang melakukannya. Apabila ada kenaikan upah, maka sedikit banyaknya akan
dianggap sebagai kenaikan pangkat, dan kebanggaan terhadap kedudukan yang baru
itu akan merubah perilaku dan perasaannya.
c. Umur
Dinyatakan
bahwa ada hubungan antara kepuasan kerja dengan umur karyawan. Umur di antara
25 tahun sampai 34 tahun dan umur 40 sampai 45 tahun adalah merupakan umur-umur
yang bisa menimbulkan perasaan kurang puas terhadap pekerjaan.
d.
Jaminan finansial dan jaminan social
Masalah
finansial dan jaminan sosial kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
e. Mutu pengawasan
e. Mutu pengawasan
Hubungan
antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting artinya dalam menaikkan
produktifitas kerja. Kepuasan karyawan dapat ditingkatkan melalui perhatian dan
hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa
bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja (sense of
belonging). As’ad (2004, p. 112).
Sedangkan Faktor-faktor yang memberikan kepuasan kerja menurut Blum (1956) sebagai berikut :
Sedangkan Faktor-faktor yang memberikan kepuasan kerja menurut Blum (1956) sebagai berikut :
a. Faktor
individual, meliputi umur, kesehatan, watak dan harapan.
b. Faktor
sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan masyarakat, kesempatan
berkreasi, kegiatan perserikatan pekerja, kebebasan berpolitik, dan hubungan
kemasyarakatan.
c. Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah,
pengawasan, ketentraman kerja, kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju. Selain
itu juga penghargaan terhadap kecakapan, hubungan sosial di dalam pekerjaan,
ketepatan dalam menyelesaikan konflik antar manusia, perasaan diperlakukan adil
baik yang menyangkut pribadi maupun tugas. As’ad (2004, p.114).
Berbeda dengan pendapat Blum ada
pendapat lain dari Gilmer (1966) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja sebagai berikut:
a. Kesempatan untuk maju
Dalam hal ini ada tidaknya
kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja.
b. Keamanan kerja
Faktor ini sering disebut sebagai
penunjang kepuasan kerja, baik bagi karyawan pria maupun wanita. Keadaan yang
aman sangat mempengaruhi perasaan karyawan selama kerja.
c. Gaji
Gaji lebih banyak menyebabkan
ketidakpuasan,
dan jarang orang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang
diperolehnya.
d. Perusahaan dan manajemen
Perusahaan dan manajemen yang baik
adalah yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil. Faktor ini
yang menentukan kepuasan kerja karyawan.
e. Pengawasan (Supervise)
Bagi karyawan, supervisor dianggap
sebagai figur ayah dan sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat
berakibat absensi dan turn over.
Atribut yang ada pada pekerjaan
mensyaratkan ketrampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan
tugas akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan.
g. Komunikasi
Komunikasi yang lancar antar
karyawan dengan pihak manajemenbanyak dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal
ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar, memahami dan mengakui
pendapat ataupun prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan rasa
puas terhadap kerja.
h. Fasilitas
Fasilitas rumah sakit, cuti, dana
pensiun, atau perumahan merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat
dipenuhi akan menimbulkan rasa puas. As’ad (2004,p. 115) Penelitian yang
dilakukan oleh Caugemi dan Claypool (1978) menemukan bahwa hal-hal yang
menyebabkan rasa puas adalah:
1. Prestasi
2. Penghargaan
3. Kenaikan jabatan
4.
Pujian.
Sedangkan
faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan adalah:
1. Kebijaksanaan perusahaan
2. Supervisor
3. Kondisi kerja
4. Gaji
Burt
mengemukakan pendapatnya tentang faktor-faktor yang dapat menimbulkan kepuasan
kerja. Adapun faktor-faktor tersebut adalah:
1. Faktor hubungan antar karyawan,
antara lain:
a. Hubungan antara manajer dengan
karyawan
b. Faktor fisik dan kondisi kerja
c. Hubungan sosial di antara teman
sekerja
d. Emosi dan situasi kerja
2. Faktor individual, yaitu yang
berhubungan dengan:
a. Sikap orang terhadap pekerjaannya
b. Umur orang sewaktu bekerja
c. Jenis kelamin
3. Faktor-faktor luar (extern), yaitu berhubungan
dengan faktor-faktor yang mendorong karyawan yang berasal dari luar selain
dirinya sendiri, yaitu:
a. Keadaan keluarga karyawan
b. Rekreasi
c. Pendidikan (training, up grading dan
sebagainya). As’ad (2004,p.112).
Berdasarkan indikator yang menimbulkan kepuasan kerja
tersebut di atas akan dapat dipahami sikap individu terhadap pekerjaan yang
dilakukan. Karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang
berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Ini
disebabkan adanya perbedaan persepsi pada masing-masing individu. Semakin
banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut
maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya. Oleh karenanya sumber
kepuasan seorang karyawan secara subyektif menentukan bagaimana pekerjaan yang
dilakukan memuaskan. Meskipun untuk batasan kepuasan kerja ini belum ada
keseragaman tetapi yang jelas dapat dikatakan bahwa tidak ada prinsip-prinsip
ketetapan kepuasan kerja yang mengikat dari padanya.
Konflik Dan Stres Kerja
Konflik
organisasi ( organizational conflict ) adalah ketidak sesuaian antara dua atau
lebih anggota – anggota atau kelompok – kelompok organisasi yang timbul karena
adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya – sumber daya yang
terbatas atau kegiatan – kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka
mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi.
Penyebab
– penyebab konflik antara lain :
1. Komunikasi : salah pengertian yang berkenaan dengan
kalimat, bahasa yang sulit dimengerti, atau informasi yang mendua dan tidak
lengkap, serta gaya individu manajer yang tidak konsisten.
2. Struktur : pertarungan kekuasaaan antar departemen dengan
kepentingan–kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan, persaingan
untuk memperebutkan sumber daya–sumber daya yang terbatas, atau saling
ketergantungan dua atau lebih kelompok– kelompok kegiatan kerja untuk mencapai
tujuan mereka.
3. Pribadi : ketidaksesuaian tujuan atau nilai–nilai sosial
pribadi karyawan dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka, dan
perbedaan dalam nilai – nilai persepsi.
Dalam kehidupan organisasi, pendapat tentang konflik dapat dilihat dari
3 (tiga)
sudut pandang, yaitu :
1.
Pandangan
tradisional, berpendapat bahwa konflik merupakan sesuatu yang di inginkan dan
berbahaya bagi kehidupan organisasi.
2.
Pandangan
perilaku, berpendapat konflik merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang
biasa terjadi dalam kehidupan organisasi, yang biasa bermanfaat ( konflik
fungsional ) dan bisa pula merugikan organisasi (konflik disfungsional).
3.
Pandangan
Interaksi, berpendapat bahwa konflik merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat
terhindarkan dan sangat diperlukan bagi pemimpin organisasi.
Berdasarkan ketiga pandangan tentang konflik
tersebut, pihak pemimpin organisasi perlu menganalisis dengan nyata konflik
yang terjadi di organisasi, apakah konflik itu fungsional atau disfungsional
dan bagaimana manajemen konflik agar berpengaruh positif bagi kemajuan
organisasi.
Jenis – Jenis Konflik
Ada lima jenis konflik
dalam kehidupan organisasi :
1. Konflik
dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidak
pastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila
berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu
diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik
antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini seringdiakibatkan
oleh perbedaan–perbedaan kepribadian. Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan ( seperti antara
manajer dan bawahan )
3. Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan
dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh
kelompok kerja mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan
oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma – norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena
terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok.
5. Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat
bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini
telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa,
harga–harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.
Penyebab Terjadinya Konflik dan
Stres Kerja
Penyebab terjadinya konflik dalam organisasi, antara lain
:
a. Koordinasi kerja yang tidak dilakukan.
b. Ketergantungan dalam pelaksanaan tugas.
c. Tugas yang tidak jelas ( tidak ada deskripsi jabatan )
d. Perbedaan dalam otorisasi pekerjaan.
e. Perbedaan dalam memahami tujuan organisasi.
Cara
Mengatasi Konflik Kerja
1. Manajer menemukan cara penggunaan dana yang
lebih baik.
2. Lebih mempersatukan para anggota organisasi.
3. Manajer mungkin menemukan cara perbaikan
prestasi organisasi.
4. Mendatangkan kehidupan baru di dalam hal tujuan
serta nilai organisasi.
5. Penggantian manajer yang lebih cakap,
bersemangat dan bergagasan baru.
Langganan:
Postingan (Atom)